Duomaut’s Weblog

July 23, 2008

Analisis Beta Saham

Filed under: Uncategorized — Tags: — duomaut @ 2:41 am

Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu ekuitas terhadap return pasar. Volatilitas sendiri merupakan fluktuasi dari return-return suatu sekuritas dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa beta merupakan pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas relatif terhadap risiko pasar.
Mengetahui beta suatu sekuritas merupakan hal yang penting untuk menganalisis sekuritas tersebut. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan dasar historis. Jika fluktuasi dari return saham secara statistik mengikuti return pasar, maka beta dari sekuritas tersebut bernilai 1. Hal tersebut disebabkan karena flutuasi juga sebagai pengukur dari resiko, sehingga beta bernilai 1 menunjukkan bahwa resiko sistematik suatu saham sama dengan resiko pasar. Selain itu, beta sama dengan 1 juga menunjukkan jika return pasar bergerak naik (turun), return saham juga akan bergerak naik (turun) sama besarnya mengikuti return pasar atau dengan kata lain beta bernilai 1 menunjukkan bahwa perubahan return pasar x% secara rata-rata return saham juga akan berubah sebesar x%.
Beta dapat dihitung dengan menggunakan teknik regresi yang memasukkan return saham sebagai variabel dependent dan return pasar sebagai variabel independent. Persamaan regresi yang dihasilkan dari data time series akan menghasilkan koefisien Beta yang diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama masa periode observasi. Jika beta sifatnya stabil maka semakin lama periode observasi yang digunakan semakin baik hasil dari beta. Hal itu dikarenakan kesalahan pengukurannya semakin kecil. Akan tetapi, bila periode obsevasinya terlalu lama, anggapan beta konstan dan stabil dirasa kurang tepat karena sebenarnya beta berubah dari waktu ke waktu, dimana Bogue (1972) dan Gonedes (1973) menyimpulkan bahwa untuk data return bulanan 60 bulan merupakan periode yang optimal.
Dari perhitungan return saham Aqua diketahui bahwa return sahamnya tidak fluktuatif dan nyaris tidak memberikan return dalam kurun waktu tujuh bulan terakhir. Penyebab kurang berfluktuatisinya return saham Aqua adalah karena sedikitnya perdagangan atas saham tersebut. Salah satu penyebab sepinya perdagangan saham Aqua adalah karena harganya yang terlampau mahal yang mencapai Rp 129.500 sehingga yang dapat menjangkau saham Aqua hanya investor besar sedangan investor retail tidak mampu untuk melakukan pembelian atas saham tersebut. Padahal seperti yang diketahui, bahwa kebanyakan investor di Indonesia adalah investor retail atau investor kecil. Sedangkan pada return pasar menunjukkan hasil yang jauh berbeda dan signifikan dengan return saham Aqua karena sangat berfluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan return saham Aqua yang sangat sedikit tidak sejalan dengan return pasar yang sangat berfluktuatif.
Dari kurang lebih tujuh bulan periode pengumpulan data saham Aqua untuk penghitungan return saham maupun IHSG sebagai elemen penghitungan return pasar diperoleh bahwa rata-rata return saham Aqua adalah sebesar 0.000313304 sedangkan untuk rata-rata return pasar menunjukkan angka -0.001153163. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pergerakan return saham Aqua tidak sejalan dengan pergerakan return pasar. Sesuai dengan penjelasan teori di awal tadi, maka dapat diindikasikan bahwa perolehan beta tidak akan sama dengan 1. Pergerakan yang tidak sejalan antara return saham Aqua dengan return pasar menunjukkan bahwa ketika return pasar bergerak naik, dapat diindikasikan return saham Aqua tidak ikut bergerak naik atau tidak memberikan return sama sekali atau sama dengan 0. Sebaliknya juga ketika return pasar bergerak turun, kecenderungan return saham Aqua tidak selalu bergerak turun dimana pernah memberikan return yang meningkat atau malah kecenderungannya tidak memberikan return sama sekali.
Melihat bahwa pergerakan return saham Aqua dan return pasar yang bertolak belakang sehingga menghasilkan beta yang tidak sama dengan 1 menunjukkan pula bahwa resiko saham Aqua tidak bergerak searah/sejalan dengan resiko pasar yang terjadi. Penghitungan nilai beta menggunakan analisis regresi. Analisis regresi menunjukkan suatu persamaan yang menghubungkan antara dua variabel yaitu variabel tidak bebas/dependen (Y) yang dalam hal ini adalah return saham dengan variabel bebas/ independen (X) yang dalam hal ini adalah return pasar. Dari perhitungan beta dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana, diperoleh data sebagai berikut :

Coefficients Standard Error t Stat P-value
Intercept 0.000271312 0.002938003 0.092345737 0.92657607
X Variable 1 -0.03641432 0.150219075 -0.242408097 0.808874361

Regression Statistics
Multiple R 0.022031751
R Square 0.000485398
Adjusted R Square -0.007775053
Standard Error 0.032527346
Observations 123

Dari data tersebut diperoleh Y = α + βX
Y = 0.000271312 + (-0.03641432) X

Ket : Y : Return Saham ( variabel dependen)
α : Intercept
β : Koefisien Regresi (mewakili nilai Beta)
X : Return Pasar (variabel independen)

Dari data tersebut diperoleh nilai beta yaitu sebesar -0.03641432 dimana nilai beta tersebut merupakan koefisien parameter dari variabel return pasar (Rm). Koefisien return pasar ini adalah signifikan dengan p-value sebesar 0.808874361 (lebih besar dari -3%). Selain itu, dari persamaan regresi tersebut diperoleh bahwa antara return saham dan return pasar mempunyai hubungan yang negatif. Hal tersebut tampak dari nilai α dan β yang yang bertolak belakang dimana apabila nilai X naik maka nilai Y turun. Nilai β sebesar -0.03641432 menunjukkan adanya penurunan nilai Y akibat perubahan nilai X. Akibat korelasi negatif antara return saham dan return pasar tersebut maka dalam uji regresi dengan menggunakan uji t didapat hasil pengujian yang menolak. Dengan kata lain korelasi negatif tersebut ditunjukkan dengan hasil t hitung lebih kecil daripada -1.960 sehingga dalam kurva berada pada daerah tolak.

Kesimpulan

Dari hasil penghitungan nilai beta menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana, didapat bahwa koefisien nilai beta saham AQUA bernilai negatif. Padahal beta yang bernilai 1 mengindikasikan return saham yang sejalan dengan return pasar sedangkan beta yang bernilai kurang dari 1 menyatakan return saham yang tidak sejalan dengan return pasar. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa return saham AQUA mempunyai korelasi yang negatif terhadap return pasar. Dengan demikian maka bila return pasar meningkat atau naik maka return saham AQUA tidak mengikuti pergerakaan return pasar atau bahkan cenderung tidak berubah. Begitu pula saat return pasar sedang mengalami penuruan, maka return saham AQUA belum tentu sejalan dengan return pasar.

July 9, 2008

Grafik Return Pasar & Return Saham Aqua

Filed under: Uncategorized — duomaut @ 9:24 am

Risk and Return PT Aqua Golden Mississippi

Filed under: Uncategorized — duomaut @ 2:40 am

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite share price index menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitung indeks. IHSG mencerminkan perkembangan pasar secara keseluruhan. Perubahan IHSG secara signifikan dipengaruhi oleh pergerakkan atau perubahan harga saham yang mempunyai nilai kapitalisasi besar atau bisa dikatakan dipengaruhi oleh perusahaan-perusahaan mapan. Perubahan harga dengan kapitalisasi kecil nyaris tidak berpengaruh pada pergerakan IHSG.

Dalam analisis ini, kami akan membahas apakah pergerakkan saham AQUA sebanding dengan pergerakkan IHSG atau tidak dalam kurun waktu 2 Januari 2008 s/d 5 Juli 2008.  Return pasar menunjukkan tingkat pengembalian pasar secara umum yang diberikan kepada investor pemegang saham yang tercatat di Bursa Efek Indoneisa (BEI). Indikator yang digunakan dalam penghitungan return pasar tersebut adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian. Sedangkan return saham menunjukkan tingkat pengembalian/tingkat keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham tersebut. Korelasi antara return saham dan return pasar dapat menunjukkan korelasi yang berbeda atau sejalan. Korelasi yang berbeda menunjukkan bahwa return pasar maupun return saham tidak mempunyai pergerakan yang sejalan. Akan tetapi, korelasi yang sejalan maksudnya adalah bahwa pergerakan return pasar dan return saham memiliki pergerakan yang sama.

Grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat return pasar berbeda secara signifikan dengan tingkat return saham. Perbedaan secara signifikan tersebut ditunjukkan bahwa ketika return pasar turun, return saham juga mengalami penurunan akan tetapi sangat signifikan dan ketika return pasar naik, kenaikan return saham juga naik secara signifikan. Akan tetapi return pasar tidak selalu mempengaruhi return saham. Hal tersebut terlihat dari data maupun grafik bahwa pengaruh return pasar terhadap return saham hanya delapan kali terjadi selama periode waktu 2 Januari 2008 s/d 5 Juli 2008, selebihnya return saham tidak merespon return pasar yang terjadi pada saat itu. Hal tersebut disebabkan tidak adanya perdagangan atas saham AQUA dimana permintaan maupun penawaran terhadap saham tersebut sangat jarang sekali terjadi. Penyebab sepinya pergadangan saham AQUA adalah dampak dari mahalnya harga saham AQUA yang mencapai level harga Rp 129.500. Hal tersebut tentunya menyebabkan hanya investor besar saja yang bisa membeli saham AQUA dan seperti yang diketahui bahwa investor besar di Indonesia bisa dikatakan masih terbatas sedangkan investor kecil/retail yang jumlahnya banyak tidak sanggup untuk membeli saham AQUA. Pengaruh masing –masing return baik return pasar maupun return saham akan juga menghasilkan resiko yang perlu dipertimbangkan para investor. Masing-masing resiko atas return tersebut akan mempengaruhi investasi saham yang dimiliki oleh investor.

Setelah melalui penghitungan return pasar dan return saham maupun resiko yang dihasilkan atas return tersebut, dapat diketahui bahwa pergerakkan saham AQUA nyaris tidak terpengaruh dengan pergerakkan IHSG. Hal tersebut juga sejalan dengan return saham yang nyaris tidak terpengaruh oleh return pasar yang terjadi selama selang waktu 2 Januari 2008 s/d 4 Juli 2008. Hal tersebut terbukti dengan beberapa hal di bawah ini:

1. Pada awal Januari, IHSG mengalami fluktuasi karena dipengaruhi oleh harga komoditas minyak mentah dunia yang terus berubah dan cenderung meningkat. Hal ini menyebabkan ketidakpastian pada investestor terutama investor yang memiliki saham di perusahaan migas dan perusahaan lain yang terpengaruh harga minyak mentah. Namun dari grafik kita dapat melihat bahwa saham AQUA tidak terjadi perubahan return sama sekali. Hal itu membuktikan bahwa return saham AQUA tidak terpengaruh return pasar. Begitu pula dengan tingkat resiko return saham yang stabil samapi dengan awal Maret yang tidak terpengaruh oleh keadaan pasar pada saat itu.

2. Tanggal 10 Maret 2008, return pasar mengalami pergerakkan negatif yang akibat profit taking yang dilakukan oleh investor sedangkan return saham AQUA juga mengalami penurunan yang sangat drastis akibat dari pembengkakan beban pokok penjualan sehingga laba yang diterima pada kuartal I mengalami penurunan. Harga saham AQUA terus mengalami penurunan sampai akhirnya pada pertengahan April dapat kembali ke harga normal. Return pasar pada saat itu mengalami penurunan sebesar -0.048406222 akan tetapi penurunan return saham sangat signifikan sekali yaitu sebesar -0.196911197 dan penurunan return saham tersebut merupakan penurunan return saham yang paling besar dari awal tahun 2008 s/d 5 Juli 2008 dan tingkat resiko saham yang dihasilkan pun semakin besar.

3. Pada akhir Maret 2008, return pasar perlahan melemah akibat beberapa alasan, misalnya penurunan laba yang termuat dalam keuangan dari beberapa perusahaan, tekanan untuk membeli kembali saham yang beredar di pasaran, dan pengaruh perubahan iklim ekonomi di Amerika Serikat. Padahal bila kita melihat data return saham AQUA, terlihat bahwa return saham AQUA justru tidak terpengaruh sama sekali atau bisa dikatak tetap stabil yaitu sebesar 0%.

4. Tanggal 11 April 2008, return pasar merangkak naik perlahan sebesar 0.03041011. Namun hal tersebut tidak diikuti dengan return saham AQUA yang justru merosot tajam sebesar -0.166666667 akibat adanya pengumuman penurunan laba PT Aqua Golden Mississippi, Tbk. Korelasi negatif antara return pasar dan return saham tersebut menyebabkan resiko saham Aqua menjadi lebih besar dari sebelumnya yaitu sebesar 0.16697997

5. Tanggal 17 April 2008, return pasar mengalami penurunan dari hari sebelumnya walaupun tetap masih bergerak positif, namun return saham justru mengalami pergerakkan yang positif dan mengalami peningkatan yang sangat peningkatan. Peningkatan return saham pada hari tersebut sebesar 0.2 merupakan yang tertinggi sejak awal tahun 2008 akan tetapi tingkat resiko yang dihasilkan juga mengalami peningkatan dari sebelumnya yitu sebesar 0.199686696. Sehari kemudian return pasar kembali menguat dan return saham juga menguat tipis.

6. Pada 16 Juni 2008, return saham AQUA mengalami sedikit peningkatan akibat naiknya harga saham AQUA. Hal tersebut dipengaruhi adanya isu pembagian deviden AQUA. Sebaliknya, return pasar justru mengalami penurunan akibat penurunan volume transaksi dan minimnya perubahan harga dari sebagian besar saham yang bepindah tangan. Return pasar pada saat iu sebesar -0.00015677 sedangkan return saham sebesar 0.008. Hal tersebut menunjukkan kembali bahwa terdapat korelasi negatif antara return pasar maupun return saham. Return pasar tidak mempengaruhi return saham. Resiko yang dihasilkan dari korelasi negatif tersebut menyebabkan adanya peningkatan resiko.

7. Pada 26 Juni 2008, return pasar mengalami kenaikkan akibat naiknya harga saham beberapa perusahaan bonafit, seperti Astra Agro Lestari dan Indosat. Selain itu, penguatan saham-saham perbankan juga membuat return IHSG meningkat yang menyebabkan return pasar juga mengalami peningkatan atau bergerak positif. Namun pada tanggal tersebut tidak terjadi perubahan return pada saham AQUA. Sampai dengan tanggal 4 Juli 2008, sama sekali tidak terjadi perubahan pada return saham AQUA. Hal tersebut menyatakan kembali bahwa bahwa return pasar dengan return saham mempunyai korelasi negatif dan resiko saham stabil dengan resiko pasar sedangkan return pasar justru mengalami penurunan dari sebelumnya.

KESIMPULAN:

IHSG menunjukkan gairah pasar terhadap saham-saham yang diperdagangkan pada bursa efek. Namun, saham AQUA tidak terpengaruh terhadap pergerakkan IHSG. IHSG merupakan indikator return pasar. Ada kalanya IHSG bergerak naik namun saham AQUA justru mengalami penurunan. Atau sebaliknya, saham AQUA mengalami kenaikkan saat IHSG bergerak turun. Pergerakkan return saham AQUA justru dipengaruhi dampak internal, seperti adanya pegumuman pembagian deviden dan RUPS. Oleh karena itu, investor yang ingin membeli dan menjual saham AQUA tidak harus memperhatikan return dan risiko yang terjadi dalam pasar. Selain itu, return saham yang jarang diakibatkan oleh harga saham AQUA yang sangat mahal sehingga membuat investor-investor enggan untuk membeli saham AQUA dan memilih menanamkan modalnya di perusahaan lain. Dengan jarangnya transaksi yang terjadi maka perubahan harga tidak dipengaruhi transaksi penawaran dan pembelian saham.

June 18, 2008

Filed under: Uncategorized — duomaut @ 4:08 pm

Berikut adalah grafik pergerakan harga saham Aqua selama satu tahun terakhir (1 Juni 2008 s/d 13 Juni 2008 ) :

grafik-saham-aqua

Analisis Pergerakan Harga Saham PT Aqua Golden Mississippi Tbk (1 Juni 2007 s/d 13 Juni 2008)

Filed under: Uncategorized — duomaut @ 2:56 am

Profil Perusahaan

PT Aqua Golden Mississippi atau yang terkenal dengan produknya yang bermerk Aqua lahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994). Beliau menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia melalui PT Golden Mississippi pada tanggal 23 Februari 1973. Pabrik Aqua yang pertama didirikan di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Percobaan produksi dilaksanakan pada bulan Agustus 1974 dan produk komersil dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun. Produk pertamanya adalah Aqua botol kaca ukuran 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan Aqua 5 galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca. Pada saat perusahaan go-public pada tanggal 1 Maret 1990, nama PT Golden Mississippi diubah menjadi PT Aqua Golden Mississippi.

Semula produk Aqua ditujukan untuk masyarakat golongan menengah atas, baik perkantoran maupun rumah tangga dan restoran. Namun, saat berbagai jenis kemasan baru: 1500ml, 500ml, 220ml, dari kemasan plastik mulai diproduksi sejak 1981, maka produk Aqua dapat terjangkau oleh masyarakat luas, karena mudahnya transportasi dan harga terjangkau. Pada tahun 1981, Aqua memutuskan untuk mengganti bahan baku yang semula dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self flowing spring).

Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat, lisensi untuk memproduksi Aqua diberikan kepada PT Tirta Jayamas Unggul di Pandaan, Jawa Timur pada tahun 1984 dan Tirta Dewata Semesta di Mambal, Bali pada tahun 1987. Hal yang sama juga diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Upaya ekspor dirintis sejak medio 1987 dan terus berjalan baik hingga kini mencakup Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika. Di luar negeri, tepatnya Filipina, dijalin pula kerja sama untuk memproduksi Aqua, yang telah berproduksi sejak awal 1998. Penyatuan Aqua dan grup DANONE pada tanggal 4 September 1998 berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan Aqua sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40% menjadi 74%, sehingga DANONE kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Group.

Analisis Pergerakkan Saham

PT Aqua Golden Mississippi (AQUA) listing pertama kali di bursa efek pada 1 Maret 1990 dengan harga saham pada saat IPO sebesar Rp 7.500 dengan jumlah saham pada saat itu sebanyak 13.162.473 lembar. Saham Aqua merupakan salah satu saham yang tidak aktif di Bursa Efek Indonesia. Ketidakaktifan saham Aqua di pasar modal disebabkan karena sangat jarangnya diperdagangkan di bursa yang tercermin dengan tidak adanya trading saham Aqua khususnya dalam satu tahun terakhir. Hal tersebut membuat saham Aqua memiliki tingkat likuiditas yang sangat rendah. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya likuiditas saham Aqua di bursa. Faktor-faktor penyebabnya antara lain karena jarang adanya perdagangan saham, harga saham yang terlampaui tinggi, tidak adanya keinginan dari perusahaan untuk melakukan penurunan harga saham, serta keinginan perusahaan yang sejak dulu ingin hengkang dari Bursa Efek (ingin adanya privatisasi). Sedikitnya perdagangan saham membuat harga saham cenderung untuk tidak berubah karena tidak adanya penawaran dan permintaan. PT Aqua Golden Mississippi pernah berniat untuk hengkang dari BEJ (sekarang BEI) karena ingin menjadi perusahaan tertutup agar bisa melakukan peleburan perusahaan.

Jika dilihat dalam satu tahun terakhir (1 Juni 2007 – 13 Juni 2008), hanya terdapat 8 hari saja yang terdapat adanya perdagangan saham Aqua dan itu pun jumlah volume paling banyak terjadi sebesar 7 lot saja yaitu pada tanggal 3 Januari 2008. Salah satu faktor yang menyebabkan investor kurang berminat terhadap saham Aqua adalah karena harganya yang sangat mahal. Dalam satu tahun terakhir tercatat harga saham Aqua yang tertinggi mencapai angka Rp 129.500 dan terendah pada level Rp 100.000. Padahal jika dilihat dari harga saham perusahaan sejenis lain, misalkan Ades harganya tertinggi hanya mencapai level Rp 1.700 saja. Sangat berbeda sampai dengan 7,6 kali lipat jika dibandingkan dengan saham Aqua. Padahal jika dilihat dari faktor fundamental yaitu rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan 2007, seperti Price Earning Ratio (PER) sebesar 30,80, Earning Per Share (EPS) sebesar 4.059, Price Book Value (PBV) sebesar 3,15, ROE sebesar 10,25, dan ROA sebesar 5,96, Aqua memiliki fundamental yang bagus secara umum daripada perusahaan sejenis lainnya di Indonesia. Akan tetapi itu tidak menjamin para investor untuk tertarik terhadap saham Aqua yang terbukti dengan sangat jarangnya terdapat perdagangan saham Aqua.

Tingkat likuiditas merupakan salah satu faktor penentu bagi para investor untuk dapat tertarik akan saham tersebut. Selain itu, likuiditas juga merupakan salah satu faktor penentu resiko saham tersebut, disamping faktor kinerja emiten, prospek industri di masa yang akan datang, IHSG maupun analisis fundamental dan teknikal dari perusahaan tersebut.

June 9, 2008

Hello world!

Filed under: Uncategorized — duomaut @ 9:01 am

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Blog at WordPress.com.